(Kolaborasi Musik Rock, Blues, Wayang Kulit)
*Konsep Awal
Ini adalah pertunjukan yang mempertemukan dua aliran musik dan seni pertunjukan tradisional Bali berupa wayang kulit. Rock Belus mengusung semangat kebersamaan dan sinergi untuk menemukan kemungkinan pembaruan. Memang tidak radikal dan mendasar, namun mencoba mencari celah bagi bentuk-bentuk baru yang mungkin muncul.
Dalam pementasan, Rock Belus merupakan percakapan kreatif dari aliran musik Rock dan Blues yang dimainkan oleh musisi-musisi hebat di Bali. Percakapan kreatif tersebut dijembatani oleh Dalang wayang kulit yang memainkan dua tokoh bernama I Wayan Rock, pecinta fanatik music Rock, dan I Nyoman Belus, pendukung maniak music Blues. Kedua tokoh tersebut masing-masing saling menawarkan kehebatan pilihannya. Nah, dalam percakapan tersebutlah mencuat percakapan atau kritik mengenai upaya-upaya memuliakan peradaban dan pemberdayaan masyarakat (umat manusia).
Karakter I Wayan Rock:
- Cerdas
- Ceplas-ceplos
- Suka mencoba hal-hal baru
- Melawan main stream
- Sedikit ugal-ugalan, tapi selalu punya alasan untuk setiap tindakannya
- Memberontaki tradisi, tunduk pada hakikat.
- Bicara nyerocos
- Meski kalimatnya berantakan, selalu ada hal yang cemerlang dalam kalimat tersebut
- Humoris
- Grusa-grusu, tapi tak menyesal jika membuat kesalahan
- Percaya diri berlebih-lebih
- Pecinta fanatic music rock
Karakter I Nyoman Belus
- Cerdas
- Pendiam
- Kata-katanya sinis
- Humoris namun tersembunyi dalam kata-katanya yang sinis
- Gerakannya tertata, sehingga sedikit lamban
- Suka menganalisa dan melihat persoalan dari sisi yang berbeda
- Menampilan rada kolot, tapi selal bangga terhadap dirinya
- Tidak pernah silau pada gemebyar materi dan kesuksesan orang lain, sehingga selalu menemukan celah pada setiap orang yang sukses atau sesuatu yang sudah mapan
- Penggemar maniak music Blues.
Inspirasi Sosok Rock – Belus
Prototype Tokoh dan Konsep Pakeliran
Konsep Panggung
Konsep Pementasan
Pementasan ini diawali dengan penampilan wayang. Tokoh I Wayan Rock dan I Nyoman Belus berdialog dan beradu retorika mengenai persoalan-persoalan keseharian. Dalam retorika tersebut, omongan keduanya mengandung kebenaran yang tinggi, sekaligus mengandung kesalahan yang patut dikoreksi. Isi dialog ini akan disiapkan dalam sebuah skenario oleh tim khusus.
Setelah sekian menit berdialog, I Wayan Rock ingin menyanyi. Lalu, menyanyilah dia. Pada saat penggemar fanatik musik rock ini bernyanyi, layar yang tadinya menutupi panggung pemusik rock langsung terbuka, dan tampillah mereka dalam gelaran musik rock sesungguhnya.
Demikian juga saat I Nyoman Belus ingin menyanyi. Suaranya beresonansi dalam pementasan grup Blues yang sesungguhnya. Demikian seterusnya.
Di puncak pagelaran, diharapkan tampil sebuah nomor pementasan yang merupakan kolaborasi antara dua aliran musik plus wayang. Nomor pementasan tersebut berupa sebuah aliran musik baru yang bernama ROK BELUS!
*Konsep Awal
Ini adalah pertunjukan yang mempertemukan dua aliran musik dan seni pertunjukan tradisional Bali berupa wayang kulit. Rock Belus mengusung semangat kebersamaan dan sinergi untuk menemukan kemungkinan pembaruan. Memang tidak radikal dan mendasar, namun mencoba mencari celah bagi bentuk-bentuk baru yang mungkin muncul.
Dalam pementasan, Rock Belus merupakan percakapan kreatif dari aliran musik Rock dan Blues yang dimainkan oleh musisi-musisi hebat di Bali. Percakapan kreatif tersebut dijembatani oleh Dalang wayang kulit yang memainkan dua tokoh bernama I Wayan Rock, pecinta fanatik music Rock, dan I Nyoman Belus, pendukung maniak music Blues. Kedua tokoh tersebut masing-masing saling menawarkan kehebatan pilihannya. Nah, dalam percakapan tersebutlah mencuat percakapan atau kritik mengenai upaya-upaya memuliakan peradaban dan pemberdayaan masyarakat (umat manusia).
Karakter I Wayan Rock:
- Cerdas
- Ceplas-ceplos
- Suka mencoba hal-hal baru
- Melawan main stream
- Sedikit ugal-ugalan, tapi selalu punya alasan untuk setiap tindakannya
- Memberontaki tradisi, tunduk pada hakikat.
- Bicara nyerocos
- Meski kalimatnya berantakan, selalu ada hal yang cemerlang dalam kalimat tersebut
- Humoris
- Grusa-grusu, tapi tak menyesal jika membuat kesalahan
- Percaya diri berlebih-lebih
- Pecinta fanatic music rock
Karakter I Nyoman Belus
- Cerdas
- Pendiam
- Kata-katanya sinis
- Humoris namun tersembunyi dalam kata-katanya yang sinis
- Gerakannya tertata, sehingga sedikit lamban
- Suka menganalisa dan melihat persoalan dari sisi yang berbeda
- Menampilan rada kolot, tapi selal bangga terhadap dirinya
- Tidak pernah silau pada gemebyar materi dan kesuksesan orang lain, sehingga selalu menemukan celah pada setiap orang yang sukses atau sesuatu yang sudah mapan
- Penggemar maniak music Blues.
Inspirasi Sosok Rock – Belus
Prototype Tokoh dan Konsep Pakeliran
Konsep Panggung
Konsep Pementasan
Pementasan ini diawali dengan penampilan wayang. Tokoh I Wayan Rock dan I Nyoman Belus berdialog dan beradu retorika mengenai persoalan-persoalan keseharian. Dalam retorika tersebut, omongan keduanya mengandung kebenaran yang tinggi, sekaligus mengandung kesalahan yang patut dikoreksi. Isi dialog ini akan disiapkan dalam sebuah skenario oleh tim khusus.
Setelah sekian menit berdialog, I Wayan Rock ingin menyanyi. Lalu, menyanyilah dia. Pada saat penggemar fanatik musik rock ini bernyanyi, layar yang tadinya menutupi panggung pemusik rock langsung terbuka, dan tampillah mereka dalam gelaran musik rock sesungguhnya.
Demikian juga saat I Nyoman Belus ingin menyanyi. Suaranya beresonansi dalam pementasan grup Blues yang sesungguhnya. Demikian seterusnya.
Di puncak pagelaran, diharapkan tampil sebuah nomor pementasan yang merupakan kolaborasi antara dua aliran musik plus wayang. Nomor pementasan tersebut berupa sebuah aliran musik baru yang bernama ROK BELUS!
No comments:
Post a Comment